Pengertian Budaya Organisasi
Budaya
adalah satu set nilai, penuntun kepercayaan akan suatu hal, pengertian dan cara
berpikir yang dipertemukan oleh para anggota organisasi yang diterima oleh
anggota baru seutuhnya. Secara pragmatis, budaya organisasi dapat diartikan
sebagai: ”Norma-norma perilaku, sosial, dan moral yang mendasari setiap
tindakan dalam anggota
organisasi
dan dibentuk oleh kepercayaan, sikap, dan prioritas para anggotanya.” (Turner,
1992)
Tujuan
keberadaan budaya organisasi adalah melengkapi para anggota dengan rasa
identitas organisasi dan menimbulkan
komitmen terhadap nilai-nilai yang dianut organisasi.
Budaya
korporat terdiri atas dua lapisan. Lapisan pertama (Visible Artifact) adalah
lapisan yang umumnya mudah dilihat dan dianggap mewakili budaya perusahaan
secara menyeluruh. Lapisan pertama ini disebut visible artifacts. Lapisan yang dapat dilihat secara kasat mata ini
terdiri atas cara orang berperilaku, berdandan, serta simbol-simbol seperti logo
perusahaan, lambang merk, slogan, ritual, dan lain-lain.
Namun
demikian, Visible Artifacts tidaklah begitu saja. Dia hadir mewakili
nilai-nilai yang lebih dalam dari para anggota. Lapisan kedua yang lebih dalam
itulah yang sesungguhnya disebut budaya. Ini yang terdiri nilai-nilai pokok, filosofi, asumsi, kepercayaan, sejarah korporat,
dan proses berpikir pada organisasi.
Untuk
mengartikan budaya korporat dapat dilakukan analisis yang dimulai dari visible artifacts, kemudian dilakukan
penelusuran terhadap nilai-nilai yang tidak tampak secara kasat mata.
Menata Elemen-elemen budaya korporat
Budaya
korporat berdasarkan dapat ditumbuhkan dengan menata elemen-elemennya yang
terkait satu sama lain dan tidak boleh bertubrukan satu sama lain. Dalam
melakukan transformasi nilai-nilai,
elemen-elemen ini harus ditata kembali, diperiksa seberapa jauh manfaat dan
konsistensinya untuk menimbulkan penafsiran yang sama seluruh pelaku dalam
organisasi. Bahkan pemimpin dapat menggerakkan perubahan dengan
mengkomunikasikan perubahan pada
elemen-elemen budaya.
Berikut ini beberapa elemen-elemen tersebut:
1.
Sejarah Korporat
Setiap organisasi pasti punya
sejarah dan sejarah itu tidak dapat dihapus begitu saja seperti seorang tentara
yang menghapus jejak di tanah. Demikian pula pada perusahaan atau institusi
pemerintahan. Langkah-langkah yang diambil para eksekutif dalam suatu korporasi
sangat diwarnai dengan sejarah berdirinya, namun dengan masuknya generasi baru
yang langsung duduk di posisi puncak dan
berhadapan dengan isu-isu penting yang kompleks, kita sering lupa terhadap
nilai-nilai manusianya yang dibentuk
oleh sejarah. Akibatnya sering
terlihat korporasi mengabaikan asal-usulnya, dimana mereka berada dan mau dibawa kemana mereka. Sejarah
adalah sumber kekuatan sebuah korporasi (corporate roots).
2.
Nilai-Nilai Dasar dan Keyakinan
Nilai-nilai dasar dan keyakinan (values and beliefs) adalah fondasi
sebuah identitas korporat. Nilai-nilai adalah sesuatu yang memaknai jati diri
seseorang sebagai anggota korporasi dalam keadaan seperti apapun. Sedangkan
keyakinan adalah sesuatu yang dipercayai bersama, misalnya saja para pengusaha
di Jepang percaya, melanjutkan perusahaan
atau usaha yang dirintis
oleh para pendahulunya adalah suatu kewajiban. Kalau
karena suatu kesulitan seseorang penerus menyerah begitu saja dan
menutupnya maka dosanya dipercaya 18
kali lebih berat daripada tidak tidak menutupnya.
Nilai-nilai luhur dan keyakinan ini
dipercaya telah memberikan sumbangan
yang sangat besar bagi kemajuan perusahaan/ Institusi. Tetapi
dengan adanya tekanan-tekanan
yang
keras untuk mementingkan pemegang saham, eksekutif-eksekutif biasa berwawasan
sempit, terlalu bermain dengan rekayasa keuangan, hasil-hasil jangka pendek,
serta shareholder return.
3.
Simbol-simbol yang Kasatmata
Nilai-nilai dan keyakinan yang disebutkan di atas adalah
sesuatu yang bersifat sulit dipahami oleh awan tau orang umum. Oleh karena itu
perlu diterjemahkan kedalam symbol-simbol-simbol yang kasat mata. Simbol-simbol
ini dapat berupa logo, nama perusahaan, cara bepakaian karyawan, dan
sebagainya. Peremajaan symbol-simbol biasanya dibutuhkan beberapa waktu sekali
untuk memaknai ulang keberadaan suatu organisasi di mata karyawan dan pasarnya.
Honda menggunakan symbol berbentuk H
seperti simbol pintu tori untuk memasuki
halaman utama shrine (kuil) di Jepang yang melambangkan kesatuan bumi
dan langit. Tandem Computer menggunakan nama “Tandem” bukan sekedar untuk merefleksikan “dua computer pada satu
piranti” sehingga saling backup, melainkan
penggunanya dapat dapat memakainya secara “Tandem”.
Simbol- symbol dipakai untuk
merefleksikan misi sebuah institusi sehingga lebih mudah dipahami orang.
4.
Bahasa
Banyak pula korporat yang
menggunakan bentuk bahasa seperti slogan, moto, filosofi, bahasa percakapan dan
bentuk-bentuk lainnya untuk memberikan
arti tertentu kepada
karyawannya.
Beberapa contoh
penggunaan bahasa yang di ke mukakan
disini adalah sebagai berikut:
·
Di
EMS (Express Mail Service) digunakan
slogan “We only stop at red light”.
Slogan yang juga digunakan dalam media
televisi EMS ini dimaksudkan meyakinkan pasarbahwa EMS mampu mengirimkan barang barang kiriman
pelanggan secara kilat karena petugas-petugasnya berkomitmen bahwa mereka
hanya akan berhenti di jalan kalau
lampu lalu lintas menghentikan mereka.
·
Di
MSA Cargo, pemimpin sekaligus pemilik
yang bernama Morang Sianipar Abadi menggunakan slogan “something always comes from nothing”. Slogan ini digunakan untuk memotivasi
karyawannya agar selalu bekerja keras
karena suatu hasil yang besar bisa saja
dari sesuatu yang belum kelihatan.
5.
Ritual dan Seremoni
Budaya perusahaan dapat dikembangkan
melalui acara-acara tertentu (ritual dan seremoni). Yang dimaksud dengan ritual itu adalah kegiatan yang bersifat
ekspresif dan dilakukan melalui
serangkaian langkah serial yang konsisten secara rutin atau berulang-ulang.
Ada 4 macam bentuk ritual yaitu:
1) Ritual
Penerimaan
Acara ini didesain untuk memberikan orientasi kepada
anggota baru, sebagai masa transisi bagi seseorang untuk memasuki nilai-nilai
sosial baru dan status baru.
2) Ritual
Penguatan
Ritual
ini diselenggarakan untukmengingatkan seseorang bahwa ia telah melewati suatu
masa tertentu dan memasuki kedudukannya yang agak senior dalam perusahaan.
Tujuannya untuk memperteguh identitas sosial dan meningkatkan status karyawan.
Biasanya dilakukan dengan pemberian award
tertentu.
3) Ritual
Pembaruan
Acara
yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan seseorang lewat suatu
program pelatihan berjenjang yang sangat kompetitif dan berjangka waktu cukup lama.
4) Ritual
Integrasi
Dilakukan
untuk menciptakan iklim dan perasaan kebersamaan di antara karyawan, dan menimbulkan
komitmen terhadap organisasi.
5)
Kisah
Kisah
adalah suatu kejadian dimana ada dramatisasi didalamnya. Dramatisasi dilakukan
dengan tujuan meningkatkan apresiasi anggota baru terhadap nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan dengan memunculkan pahlawan, legenda, dan malahan
mitos.
Karakteristik Budaya Korporat
Budaya
terbentuk sebagai proses belajar interaktif maka sesungguhnya budaya suatu
organisasi dapat saja diintervensi. Untuk dapat diintervensi maka perlu
dipahami karakteristik budaya korporat. Charles
Hambden-Turner (1992) dalam bukunya yang berjudul Creating Corporate Culture: From Discard to Harmony berhasil
membuat pengertian yang baik tetang karakteristik budaya.
1.
Budaya Korporat Dibentuk
Oleh Keyakinan Individu-Individu Korporat
Budaya dibentuk oleh individu-individu yang cenderung
yang cenderung saling menyamakan dan mencocokkan perilakunya sehingga membentuk
ide-ide, pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan informasi-informasi yang
konsisten dengan pemikiran mereka. Tentu saja didalam suatu budaya ada
kelompok-kelompok subbudaya (subkultur) yang juga membentuk kelompok-kelompok yang lebih homogen lagi.
Budaya bisa mengisolir atau mengeluarkan orang-orang dengan cara berpikir/ bekerja yang berbeda.
2.
Budaya Korporat Mencerminkan Aspirasi Anggota-anggotanya
Budaya dapat menjadi
sumber motivasi yang memuaskan dan memenuhi aspirasi anggota-anggota kelompok.
Meskipun banyak orang yang bekerja karena tidak ada latihan, budaya korporat
dapat mempertajam pilihan tersebut dengan cara membentuk habitat mereka yang
berada didalam kelompok tersebut. Budaya korporat memberikan pengakuan,
penghargaan, penerimaan dengan menciptakan standar, norma-norma yang dapat
dijadikan acuan dalam berperilaku dan berprestasi. Dengan demikian iklim pada
habitat tersebut mereka pertajam bersama-sama dan dapat menjadi sumber
informasi yang memberikan pengakuan-UNTUK LENGKAPNYA SILAHKAN HUBUNGI KAMI....
smua file word (doc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar