Selasa, 29 April 2014

TEORI DASAR KEPEMIMPINAN

Konsep Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995). Keduanya menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan tersebut dikenal sebagai gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya dapat diterangkan melalui tiga aliran teori berikut ini. Ditinjau dari sejarah perkembangannya dapat dikemukakan disini adanya tiga teori kepemimpinan:

1.    Teori Genetis (Keturunan). Inti dari teori menyatakan bahwa—Leader are born and not made—(pemimpin  itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. Dalam keadaan yang bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas atau determinitis. Teori ini menganggap bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang berupa sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang ada pada diri seorang pemimpin. Menurut teori ini kepemimpinan diartikan sebagai traits within the individual leader. Jadi seseorang dapat menjadi pemimpin karena dilahirkan sebagai pemimpin dan bukan karena dibuat atau dididik untuk itu (leader were borned and note made).

2.    Teori Sosial. Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka teori inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa—Leader are made and not born—(pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup. Teori ini memandang kepemimpinan sebagai fugsi kelompok (function of the group). Menurut teori ini, sukses tidaknya suatu pemimpin tidak hanya dipengaruhi oleh sifat-sifat yang ada pada seseorang, tetapi justru yang lebih penting adalah dipengaruhi oleh sifat-sifat dan ciri-ciri kelompok yang didampinginya.

3.    Teori Ekologis. Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang paling mendekati kebenaran. Teori ini tidak hanya didasari atas padangan yag bersifat psikologis dan sosiologis, tetapi juga ekonomi dan politis. Menurut teori ini kepemimpinan dipandang sebagai suatu fungsi dari situasi (function of the situation). Teori yang ketiga ini menunjukkan bahwa, betapapun seorang pemimpin telah memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang baik dan dapat menjalankan fungsinya sebagai anggota kelompok, sukses tidaknya kepemimpinannya masih ditentukan pula oleh situasi yang selalu berubah yang mempengaruhi perubahan dan perkembangan kehidupan kelompok yang didampingnya.
Namun demikian, penelitian yang jauh lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa saja faktor yang menyebabkan timbulnya sosok pemimpin yang baik. Selain pendapat-pendapat yang menyatakan tentang timbulnya gaya kepemimpinan tersebut, Hersey dan Blanchard (1992) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan. Bertolak dari pemikiran tersebut, Hersey dan Blanchard (1992) mengajukan proposisi bahwa gaya kepemimpinan (k) merupakan suatu fungsi dari pimpinan (p), bawahan (b) dan situasi tertentu (s)., yang dapat dinotasikan sebagai: k = f (p, b, s).
Menurut Hersey dan Blanchard, pimpinan (p) adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi. Organisasi akan berjalan dengan baik jika pimpinan mempunyai kecakapan dalam bidangnya, dan setiap pimpinan mempunyai keterampilan yang berbeda, seperti keterampilan teknis, manusiawi dan konseptual. Sedangkan bawahan adalah seorang atau sekelompok orang yang merupakan anggota dari suatu perkumpulan atau pengikut yang setiap saat siap melaksanakan perintah atau tugas yang telah disepakati bersama guna mencapai tujuan. Dalam suatu organisasi, bawahan mempunyai peranan yang sangat strategis, karena sukses tidaknya seseorang pimpinan bergantung kepada para pengikutnya ini. Oleh sebab itu, seorang pemimpinan dituntut untuk memilih bawahan dengan secermat mungkin.
Adapun situasi (s) menurut Hersey dan Blanchard adalah suatu keadaan yang kondusif, di mana seorang pimpinan berusaha pada saat-saat tertentu mempengaruhi perilaku orang lain agar dapat mengikuti kehendaknya dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam satu situasi misalnya, tindakan pimpinan pada beberapa tahun yang lalu tentunya tidak sama dengan yang dilakukan pada saat sekarang, karena memang situasinya telah berlainan. Dengan demikian, ketiga unsur yang mempengaruhi gaya kepemimpinan tersebut, yaitu pimpinan, bawahan dan situasi merupakan unsur yang saling terkait satu dengan lainnya, dan akan menentukan tingkat keberhasilan kepemimpinan.

Definisi Kepemimpinan

1.  Kepemimpinan adalah prilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (share goal) (Hemhill& Coons, 1957:7)
2.  Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasitertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satuatau beberapa tujuan tertentu (Tannenbaum, Weschler & Massarik, 1961:24)
3. Kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi (Stogdill, 1974:411)
4. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan beradadiatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin organisasi (Katz & Kahn,1978:528)
5. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi kearah pencapaian tujuan (Rauch & Behling, 1984:46)
6. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang dinginkan untuk mencapai sasaran (Jacob & Jacques, 1990:281)
7. Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi yangefektif terhadap orde sosial dan yang diharapkan dan dipersepsikan melakukannya (Hosking, 1988:153)
8. Kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh sosial yang dalam hal ini pengaruh yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktifitas-aktifitas serta hubungan-hubungan didalam sebuah kelompok atau organisasi (Yukl, 1994:2)


Tujuan Kepemimpinan
1. Mengupayakan kesejahteraan bagi orang banyak sehingga menjadi berguna bagi semua orang. Bukan sebaliknya.
2. Menolong setiap anggota mengembangkan potensinya secara penuh sehingga bisa   lebih produktif dan efisien.
3. menolong kelompok dalam pencapaian tujuan atau visi-misi pelayanan melalui kerja tim yang efektif.

Tugas Pokok Pemimpin/ Manager
(James A.F. Stoner)
      1.   Managers work with and through other people
      2.   Managers are responsible and accountable
      3.   Managers balance competing goals and set priority
      4.   Managers must think analytically and conceptually
      5.   Managers are mediators
      6.   Managers are politiancs
      7.   Managers are diplomats
      8.   Managers make difficult decisions

Peranan Pemimpin

(Prof. Dr. Arifin Abdurahman)
      1.   Sebagai Pelaksana (executive)
      2.   Sebagai Perencana (planner)
      3.   Sebagai Seorang Ahli (expert)
      4.   Mewakili Kelompok (external group representative)
      5.   Mengawasi Hubungan (controller of internal relationship)
      6.   Sebagai pemberi Ganjaran atau Pujian dan Hukuman (purveyor of rewards and  
            punishments)
      7.   Sebagai Wasit dan Penengah (arbitrator and mediator)
      8.   Merupakan bagian dari Kelopmpok (exemplar)
      9.   Merupakan Lambang Kelompok (symbol of the group)
      10. Pemegang Tanggungjawab (surrogate for individual responsibility)
      11. Sebagai Pencipta atau Memiliki Cita-cita (ideologist)
      12. Sebagai Seorang Ayah (father figure)
      13. Sebagai Kambing Hitam (Scape Goat)

Peranan Pemimpin
(HG. HICKS & C.R. Gullett)
      1.   Bersikap Adil (arbitrating)
      2.   Memberikan Sugesti (suggesting)
      3.   Mendukung Tercapainya Tujuan (supplying objectives)
      4.   Menjadi Katalisator (catalyzing)
      5.   Menciptakan Rasa Aman (providing security)
      6.   Sebagai Wakil Organisasi (representing)
      7.   Sumber Inspirasi (inspiring)
      8.   Bersikap Menghargai (praising)

Dimensi-dimensi Kepemimpinan
Dalam usahanya maenggabungkan teori dan penelitian tentang kepemimpinan, David G. Bowers dan Stanley E. Seashore mengusulkan empat dimesi pokok dari struktur fundamental kepemimpinan, yaitu:
  1. Bantuan (support)—tingkah laku yang memperbesar perasaan berharga
seseorang dan merasa dianggap penting.
  1. Kemudahan Interaksi—tingkah laku yang memberanikan anggota-anggota   
kelompok untuk mengembangkan hubungan-hubungan yang saling menyenangkan.
  1. Pengutamaan Tujuan—tingkah laku yang merangsang antusiasme bagi
penemuan tujuan kelompok mengenai pencapaian prestasi yang baik.
  1. Kemudahan Bekerja—tingkah laku yang membantu pencapaian tujuan
dengan kegiatan-kegiatan seperti penetapan waktu, pengkoordinasian, perencanaan, & penyediaan sumber-sumber seperti alat-alat, bahan-bahan & pengetahuan teknis.

Sifat-sifat Pemimpin
Sifat-sifat yang diperlukan seorang pemimpin agar dapat sukses dalam kepemimpinannya, lima sifat pemimpin menurut Ghizeli dan Stogdil:
1.   Kecerdasan
2.   Kemampuan mengawasi
3.   Inisiatif
4.   Ketenangan diri
5.   Kepribadian

Menurut Thierauf; 16 sifat-sifat yang dibutuhkan pemimpin adalah;
1.   Kecerdasan
2.   Inisiatif
3.   Daya khayal
4.   Bersemangat (enthusiasme)
5.   Optimisme
6.   Individualisme
7.   Keberanian
8.   Keaslian (Orijinilitas)
9.   Kesedian Menerima
10. Kemampuan berkomunikasi
11. Perilaku yang wajar terhadap sesama
12. Kepribadian
13. Keuletan
14. Manusiawi
15. Kemampuan mengawasi
16. Ketenangan diri

Perilaku Pemimpin
(Robert K. Blade & Jemes S. Mouton)
1.   Impoverised Management.
Pemimpin berperilaku dengan memberikan perhatian rendah, baik terhadap produksi maupun terhadap orang atau bawahan.
2.   Country Club Management.
Pemimpin berperilaku dengan memberikan perhatian rendah terhadap produksi, tetapi memberikan perhatian yang tinggi terhadap orang atau bawahan.
3.   Task or Authoritarian Management.
Pemimpin berperilaku dengan memberikan perhatian tinggi terhadap produksi, tetapi memberikan perhatian yang rendah terhadap orang atau bawahan
4.   Middle-Road Management.
Pemimpin berperilaku dengan memberikan perhatian yang seimbang terhadap produksi maupun terhadap orang atau bawahan.
5.   Team or Democratic Management.
Pemimpin berperilaku dengan memberikan perhatian yang tinggi baik terhadap produksi maupun terhadap orang atau bawahan.

Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pemimpin
1.   Keahlian dan pengetahuan
2.   Jenis pekerjaaan atau lembaga
3.   Sifat-sifat kepribadian pemimpin
4.   Sifat-sifat kepribadian pemimpin
5.   Sangsi-sangsi yang ada di tangan pemimpin

Model Pemimpin dalam Mengambil Keputusan
(Vromm & Yetton)
1.   Model DIREKTIF
Membuat putusan sendiri (make decision alone). Jika tingkat keefektifan teknis dan tingkat motivasi dukungan bawahan rendah.
2.   Model KONSULTATIF
Membuat putusan secara konsultatif (consult). Jika tingkat keefektifan teknis dari bawahan tinggi, tetapi tingkat motivasi dukungan bawahan rendah.
3.   Model DELEGATIF
Membuat putusan dengan mendelegasikan (delegate). Jika tingkat keefektifan teknis bawahan rendah dan tingkat motivasi dukungan bawahan tinggi.
4.   Model PARTISIPATIF
Membuat putusan bersama (share decision). Jika tingkat keefektifan teknis maupun tingkat motivasi dukungan bawahan keduanya tinggi.

Tipologi Kepemimpinan

(Sondang P. Siagian)
1. Tipe Otokratis. Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memilikikriteria atau ciri sebagai berikut:
Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi;
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi;
Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata;
Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat;
Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya;
Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2.   Tipe Militeristis. Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut :
§  Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan;
§  Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya;
§  Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan;
§  Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan;
§  Sukar menerima kritikan dari bawahannya;
§  Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan. 

3.   Tipe Paternalistis. Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : 




BERSAMBUNG .............!!!!!! 








UNTUK LENGKAPNYA SILAHKAN HUBUNGI KAMI....
 smua file word (doc)