BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Kehidupan
manusia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai akibat dari kemajuan
teknologi dan informasi tersebut telah menimbulkan perubahan lingkungan global
yang terus terjadi dan ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan organisasi di
Indonesia. Dimana pertumbuhan organisasi ini tergantung pada keterampilan dan
kecekatan dalam beradaptasi pada waktu yang cepat. Perubahan lingkungan yang
dinamik telah memaksa berbagai jenis organisasi untuk melakukan perubahan dalam
struktur, kultur, dan sistem organisasi pada instansi swasta maupun instansi
pemerintah.
Sebuah
organisasi mempunyai budaya masing-masing. Ini menjadi salah satu pembeda
antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Budaya sebuah organisasi ada
yang sesuai dengan anggota atau karyawan baru, ada juga yang tidak sesuai
sehingga seorang anggota baru atau karyawan yang tidak sesuai dengan budaya
organisasi tersebut harus dapat menyesuaikan kalau dia ingin bertahan di
organisasi tersebut.
Budaya
organisasi ini dapat membuat suatu organisasi menjadi terkenal dan bertahan
lama. Yang jadi masalah tidak semua budaya organisasi dapat menjadi pendukung
organisasi itu. Ada budaya organisasi yang tidak sesuai dengan perkembangan
zaman. Maksudnya tidak dapat menyocokkan diri dengan lingkungannya, dan lebih
ditakutkan lagi organisasi itu tidak mau menyesuaikan budaya nya dengan
perkembangan zaman karena dia merasa paling benar.
Dalam
keadaan inilah anggota tidak akan mendapatkan kepuasan kerja. Memang banyak
faktor lain yang menyebabkan anggota tidak memperoleh kepuasan kerja, tapi
faktor budaya organisasi merupakan faktor yang utama.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah:
— Apakah ada pengaruh antara budaya organisasi
terhadap kinerja pegawai?
— Bagaimana cara
organisasi dalam meningkatkan kinerja pegawai?
— Apakah Kinerja Pegawai Dinas Perhubungan
Kota Jakarta sudah berjalan dengan baik?
— Bagaimana cara
Pegawai Dinas Perhubungan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat?
1.3.Tujuan
Adapun tujuan penulisan
makalah ini yang berdasarkan permasalahan yang dikemukakan adalah ”untuk
mengetahui dan menjelaskan pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai
di Dinas Perhubungan Kota Jakarta”.
1.4.Manfaat
Adapun manfaat
Penulisan makalah ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a). Dapat digunakan
sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi Kepala Dinas Perhubungan Kota
Jakarta.
b). Untuk mengetahui apakah ada pengaruh
antara budaya organisasi dengan kinerja pegawai.
2. Manfaat Praktis
a). Memberikan
sumbangan pemikiran dan informasi bagi organisasi atau instansi dalam kaitannya
dengan budaya organisasi yang dapat meningkatkan kinerja pegawai.
b). Hasil penulisan makalah ini dapat
digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan referensi bagi pihak yang ingin mengetahui dan
mempelajari masalah budaya organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Budaya
dan Organisasi
a.
Budaya
Budaya
adalah salah satu dasar dari asumsi untuk mempelajari dan memecahkan suatu
masalah yang ada didalam sebuah kelompok baik itu masalah internal maupun
eksternal yang sudah cukup baik dijadikan bahan pertimbangan dan untuk
diajarkan atau diwariskan kepada anggota baru sebagai jalan yang terbaik untuk
berpikir dan merasakan didalam suatu hubungan permasalahan tersebut.
b.
Organisasi
Menurut
dimock Organisasi
adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling berkaitan
untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat mengenai kewenangan, koordinasi dan
pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut
Herbert G Hicks Organisasi
adalah proses yang terstruktur dimana orang-orang berinteraksi untuk mencapai
tujuan
Menurut
Mc Farland Organisasi
adalah suatu kelompok manusia yang dapat dikenal yang menyumbangkan usahanya
terhadap tercapainya suatu tujuan.
Jadi,
organisasi itu adalah sekumpulan orang yang terstruktur secara sistematis yang
berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
2.2 Budaya Organisasi
a. Pengertian
Menurut
Susanto Budaya organisasi adalah nilai-nilai yang menjadi pedoman sember daya
manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi
ke dalam perusahaan sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami
nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertingkah laku atau
berprilaku.
Menurut
Robbins Budaya organisasi adalah suatu system makna bersama yang dianut oelh
anggota-anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan yang lain.
Menurut
Gareth R. Jones Budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut
oleh anggota-anggota organisasi, suatu system dari makna bersama.
Jadi
budaya organisasi itu adalah suatu budaya yang dianut oleh suatu organisasi dan
itu menjadi pembeda antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.
Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan
segala sesuatu yang ada di sebuah organisasi saat ini merupakan hasil atau
akibat dari yang telah dilakukan sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang
telah diraihnya di masa lalu. Hal ini mengarah pada sumber tertinggi budaya sebuah organisasi: para pendirinya.
Secara
tradisional, pendiri organisasi memiliki pengaruh besar terhadap
budaya awal organisasi tersebut. Pendiri organisasi tidak memiliki kendala karena
kebiasaan atau ideologi sebelumnya. Ukuran kecil yang
biasanya mencirikan organisasi baru lebih jauh memudahkan pendiri memaksakan visi
mereka pada seluruh anggota organisasi. Proses penyiptaan budaya terjadi dalam
tiga cara. Pertama, pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan seperasaan
dengan mereka. Kedua, pendiri melakukan indoktrinasi dan menyosialisasikan cara
pikir dan berperilakunya kepada karyawan. Terakhir, perilaku pendiri sendiri
bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan untuk mengidentifikasi
diri dan, dengan demikian, menginternalisasi keyakinan, nilai,
dan asumsi
pendiri tersebut. Apabila organisasi mencapai kesuksesan, visi pendiri lalu
dipandang sebagai faktor penentu utama keberhasilan itu. Di titik ini, seluruh kepribadian para pendiri jadi melekat dalam
budaya organisasi.
b. Karakteristik budaya organisasi
Inovasi
dan keberanian mengambil risiko. Sejauh mana
karyawan didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil risiko.
· Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan
diharapkan menjalankan presisi, analisis, d perhatian pada hal-hal detail.
· Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada
hasil ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil
tersebut.
· Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil
tersebut atas orang yang ada di dalam organisasi.
· Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di
organisasi pada tim ketimbang pada indvidu-individu.
· Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai.
c.
Nilai dominan dan subbudaya organisasi
Budaya
organisasi mewakili sebuah persepsi yang sama
dari para anggota organisasi atau dengan kata lain, budaya adalah sebuah sistem
makna bersama. Karena itu, harapan yang dibangun dari sini adalah bahwa individu-individu yang memiliki latar
belakang yang berbeda atau berada di tingkatan yang tidak sama dalam organisasi
akan memahami budaya organisasi dengan pengertian yang serupa.
Sebagian
besar organisasi memiliki budaya dominan dan
banyak subbudaya. Sebuah budaya dominan mengungkapkan nilai-nilai inti yang
dimiliki bersama oleh mayoritas anggota organisasi. Ketika berbicara tentang budaya sebuah organisasi, hal tersebut merujuk pada
budaya dominannya, jadi inilah pandangan makro terhadap budaya yang memberikan kepribadian tersendiri dalam organisasi. Subbudaya
cenderung berkembang di dalam organisasi besar untuk merefleksikan masalah, situasi, atau pengalaman yang sama
yang dihadapi para anggota. Subbudaya mencakup nilai-nilai inti dari budaya
dominan ditambah nilai-nilai tambahan yang unik.
Jika
organisasi tidak memiliki budaya dominan dan hanya tersusun atas banyak
subbudaya, nilai budaya organisasi sebagai sebuah variabel independen akan berkurang secara signifikan
karena tidak akan ada keseragaman penafsiran mengenai apa yang merupakan perilaku semestinya dan perilaku yang tidak
semestinya. Aspek makna bersama dari budaya inilah yang menjadikannya sebagai
alat potensial untuk menuntun dan membentuk perilaku. Itulah yang memungkinkan
seseorang untuk mengatakan, misalnya, bahwa budaya Microsoft menghargai keagresifan dan
pengambilan risiko dan selanjutnya menggunakan informasi tersebut untuk lebih
memahami perilaku dari para eksekutif dan karyawan Microsoft. Tetapi, kenyataan
yang tidak dapat diabaikan adalah banyak organisasi juga memiliki berbagai
subbudaya yang bisa memengaruhi perilaku anggotanya.
d. Unsur-Unsur Budaya Organisasi
1. Asumsi dasar
2. Seperangkat nilai dan
Keyakinan yang dianut
3. Pemimpin
4. Pedoman mengatasi masalah
5. Berbagai nilai
6. Pewarisan
7. Acuan prilaku
8. Citra dan Brand yang khas
9. Adaptasi
e. Fungsi Dan Dinamika Budaya Organisasi
Fungsi
Budaya organisasi :
1. Perasaan Identitas dan
Menambah Komitmen Organisasi
2. Alat Pengorganisasian
Anggota
3. Menguatkan Nilai-Nilai
dalam Organisasi
4. Mekanisme Kontrol Prilaku (
Nelson dan Quick,1997)
Tipe
Budaya organisasi :
1. Budaya Birokrasi
2. Budaya Inovatif
3. Budaya Suporatif
f.
Peran Budaya Organisasi
Dari pengertian budaya organisasi di atas, tampak bahwa
budaya organisasi memiliki peran yang sangat strategis untuk mendorong dan
meningkatkan efektifitas kinerja organisasi, khususnya kinerja manajemen dan
kinerja ekonomi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Peran budaya
organisasi adalah sebagai alat untuk menentukan arah organisasi, mengarahkan
apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, bagaimana
mengalokasikan sumber daya dan mengelola sumber daya organisasional, dan juga
sebagai alat untuk menghadapi masalah dan peluang dari lingkungan internal dan
eksternal.
g. Kinerja Pegawai
Pengertian
kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2005 : 67). Faktor yang mempengaruhi
pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan, motivasi, kedisiplinan, tanggung
jawab, dan keterampilan. Hal ini sesuai dengan pendapat Mangkunegara (2004 :
67-68) yang merumuskan bahwa: Salah satu gejala yang paling meyakinkan dari
rusaknya kondisi dalam suatu organisasi adalah rendahnya kepuasan kerja. Dalam
bentuknya yang lebih sinis gejala itu bersembunyi di belakang pemogokan liar,
pelambanan kerja, mangkir, dan pergantian karyawan. Gejala itu mungkin juga
merupakan bagian dari keluhan, rendahnya prestasi, rendahnya kualitas produk,
penerimaan yang dilakukan karyawan, masalah disipliner, dan berbagai kesulitan
lain.
Contoh
Budaya Organisasi dan Kinerja Pegawai di dinas Perhubungan kota Jakarta::
Budaya
Organisasi dan Kinerja Pegawai
Budaya
Organisasi dan Kinerja di dinas perhubungan kota jakarta sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya:
TUGAS POKOK
Menyelenggarakan
pembinaan, pembangunan, pengelolaan, pengendalian dan pengkoordinasian kegiatan
di bidang perhubungan darat, laut dan udara.
FUNGSI
- Perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan darat, laut dan udara.
- Pengumpulan dan pengolahan data, perencanaan program, evaluasi dan pengembangan sistem perhubungan darat, laut dan udara.
- Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas di bidang perhubungan darat, laut dan udara.
- Pemberian izin atau rekomendasi di bidang perhubungan darat, laut dan udara.
- Pemberian dukungan teknis dan administratif di bidang perhubungan darat, laut dan udara.
- Pengkoordinasian dengan instansi terkait dalam rangka pelaksanaan tugas operasional di bidang perhubungan darat, laut dan udara.
- Penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana di bidang perhubungan darat, laut dan udara.
- Penetapan lokasi perparkiran di badan jalan dan di luar badan jalan.
- Penyelenggaraan, pembinaan, pengawasan, pengaturan dan penetapan pedoman pengelolaan SAR Provinsi di bidang perhubungan darat, laut dan udara.
- Penyelenggaraan pengujian kendaraan bermotor dan pemeriksaan mutu karoseri kendaraan bermotor.
- Penentuan tarif ekonomi untuk angkutan jalan, angkutan penyeberangan, laut dan udara.
- Penyusunan, penetapan dan perencanaan jaringan angkutan jalan.
- Pemberian bimbingan dan penyuluhan di bidang perhubungan darat, laut dan udara.
- Pemungutan retribusi pelayanan di bidang perhubungan darat, laut dan udara.
- Pembinaan teknis pelaksanaan kegiatan Suku Dinas.
Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT)
Pelatihan dapat dikatakan sebagai kegiatan untuk
mendayagunakan karyawan agar dapat memiliki keahlian dan kemampuan dalam
menjalankan tugasnya. Proses pelatihan bersifat menambah wawasan, menumbuhkan
kecintaan, dan melatih keterampilan melalui komunikasi yang dialogis dan
mengandung unsur kesamaan yang diharapkan dapat menimbulkan motivasi,
membutuhkan metode pengajaran tertentu dari guru. Metode pelatihan dapat
berbentuk ceramah, demonstrasi, serta diskusi yang bertujuan untuk memberikan
pemahaman pengetahuan, pemahaman aplikasi dan pemahaman analisis, BERSAMBUNG .. !!
UNTUK LENGKAPNYA SILAHKAN HUBUNGI KAMI....
smua file word (doc)