BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Penelitian
deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya ( Best,1982:119). Penelitian
ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian
tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode
deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji
hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki
validitas universal (west, 1982). Di samping itu, penelitian deskriptif juga
merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan
penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang.
Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai
denganapaadanya.
Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Penelitian Deskriptif ?
2.
Apa Langkah-langkah Penelitian Deskriptif ?
3.
Apa Kelemahan dan Kelebihan Penelitian Deskriptif ?
4.
Bagaimana mengaplikasikan Penelitian Deskriptif ?
5.
Seperti apa contoh Penelitian Deskriptif ?
B.
Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan makalah ini adalah Menggambarkan secara
sistematis fakta dan karakteristik objekatqau subjek yang diteliti secara
tepat, misalnya dalam penelitian penggambaran sertqa faktualtentang
perkembangan sekolah.
C.
Manfaat Makalah
Makalah kami yang berjudul
Metode Penelitian deskriptif ini diharapkan bisa bermanfaat untuk lebih memahami bagaimana cara
melakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif, yang mana akan sangat berguna nanti ketika penulis sudah semester tinggi
dan akan melakukan KKN, ujian Skripsi maupun penelitian-penelitian yang lain.
D.
Sistematika Penulisan
Makalah
Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Pembahasan
D.
Manfaat Makalah
E.
Sistematika Penulisan Makalah
Bab II Landasan Teori
A.
Pengertian Penelitian Kualitatif
B.
Langkah-langkah Penelitian Kualitatif
C.
Kelemahan dan Kelebihan Penelitian Kualitatif
D.
Aplikasi Penelitian Kualitatif
E.
Contoh Penelitian Kualitatif
Bab III Pembahasan
Bab IV Penutup
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Daftar Pustaka
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Penelitian Deskripsi
Penelitian deskriptif
adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan
manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,
hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena
lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnyakondisi atau
hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung,
akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah
berlangsung.
Furchan (2004:447)
menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk
memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan.
Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang
diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang
terdapat pada penelitian eksperiman.
Penelitian lebih jauh
mengenai apa dan bagaimana yang disebut dangan metode penelitian deskriptif ini
akan menjadi lebih jelas bilamana kita melihat berbagai pandangan para pakar
mengenai metode tersebut, diantaranya:
1. Menurut Whitney metode
deskriptif adalah pencarian fakta dengan interprefasi yang tepat.
2. Menurut Moh.Nazir
menerangkan bahwa penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam
masyarakat, serta tata cara yang berlaku di masyarakat serta situasi-situasi
tertentu termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, skiap-sikap,
pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh
dari suatu fenomena.
3. Menurut Mely. G. Tan yang
mengemukakan bahwa penelitian yang bersifat deskriptif, bertujuan menggambarkan
secara tepat suatu sifat-sifat individu, keadan, gejala atau kelompok-kelompok
tertentudalam suatau masyrakat.
B.
Langkah-langkah dalam peneltian deskriptif.
Prosess penelitian
deskriftif dapat diikhtisarkan dalam langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pernyataan masalah. Seperti halnya penelitian eksperimen, peneliti harus
memulai penyelidikannya dengan pernyataan masalah yang jelas.
2. Identifikasiinformasi. yang di perlukan untuk memecahkan masalah.
3. Pemilihan atau pengembangan pengumpulan data.
4. Identifokasi populasi – sasaran dan penentuan prosedur penarikan sempel
yang di pelukan.
5. Rancangan prosedur pengumpulan data.
6. Pengumpulan data.
7. Analisis data
8. Pembuatan laporan
C.
Macam-macam penelitian deskriptif.
Banyak jenis penelitian
yang termasuk sebagai penelitian deskriptif.Setiap ahli penelitian sering dalam
memberikan infomasi tentang pengelompokan jenis penelitian deskriptif,
cenderung sedikit bervariasi.Perbedaan itu biasanya dipengaruhi oleh pandangan
dan pengetahuan yang menjadi latar belakang para ahli tersebut. Perbedaan
pandangan tersebut, salah satu diantaranya bila dilihat dari apek bagaimana
proses pengumpulan data dalam penilitian deskiptif dilakukan oleh peneliti.
Dari aspek bagaimana proses pengumpulan data dilakukan, macam-macam penelitian deskrptif minimal dapat dbedakan menjadi tiga macam, yaitu laporan dari atau self-report, studi perkembangan, studi lanjutan, (follow-up study), dan studi sosiometrik.
1. Penelitian Laporan Dari (Self-Report research)
Dari kaitannya dengan data yang dikumpulkan maka penelitian deskriptif mempunyai beberapa macam jenis termasuk di antaranya laporan diri dengan menggunakan observasi. Dalam penelitian self-report, informasi dikumpulkan oleh orang tersebut yang juga berfungsi sebagai peneliti
Dalam penelitian self-report ini penelitian dianjurkan menggunakan teknik observasi secara langsung, yaitu individu yang diteliti dikunjungi dan dilihat kegiatanya dalam situasi yang alami. Tujuan obsevasi langsung adalah untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Dalam penelitian self-report, peneliti juga dianjurkan menggunakan alat bantu lain untuk memperoleh data, termasuk misalnya dengan menggunakan perlengkapan lain seperti catatan, kamera, dan rekaman. Alat-alat tersebut digunakan terutama untuk memaksimalkan ketika mereka harus menjaring data dari lapangan.
Yang perlu diperhatikan oleh para peneliti yang dengan model self-report adalah bahwa dalam menggunakan metode observasi dalam melakukan wawancara, para peneliti harus dapat menggunakan secara simultan untuk memperoleh data yang maksimal. Salah satu contoh penelitian menggunakan self-report dapat dilihat dalam laporan tentang studi Kelembagaan dan Sistem Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah.
2. Studi Perkembangan (Developmental Study)
Studi perkembangan atau devlopmental study banyak dilakukan oleh peneliti di bidang pendidikan atau bidang psikologi yang berkaitan dengan tingkah laku, sasaran penelitian perkembangan pada umumnya menyangkut variabel tingkah laku secara individual maupun dalam kelompok. Dalam penelitian perkembangan tersebut peneliti tertarik dengan variabel yang utamakan membedakan antara tingkat umur, pertumbuhan atau kedewasaan subjek yang diteliti.
Studi perkembangan biasanya di lakukan dalam periode longitudinal dengan waktu tertentu, bertujuan guna menemukan perkembangan demensi yang terjadi pada seorang respoden. Demensi yang sering menjadi perhatian peneliti ini, misalnya: intelektual, fisik, emosi, reaksi terhadapan tertentu, dan perkembangan sosoial anak. Studi perkembangan ini biasa dilakukan baik secara cross-sectional atau logiotudinal.
Jika penelitian dilakukan dengan model cross-sectional, peneliti pada waktu yang sama dan disimultan menggunakan berbagi tingkatan variabel untuk diselidiki. Data yang diperoleh dari masing-masing tingkat dapat dideskripsi dan kemudian di komparasi atau dicari tingkat asosiasinya. Dalam penelitian perkembangan model longitudinal, peneliti menggunakan responden sebagai sampel tertentu, misalnya: satu kelas satu sekolah, kemudian dicermati secara intensif perkembangannya secara continue dalam jangka waktu tertentu seperti tiga bulan, enam bulan, satu tahun. Semua fenomena yang muncul didokumentasi untuk digunakan sebagai informasi dalam menganalisis guna mencapai hasil penelitian.
3. Studi Kelanjutan (Follow-up study)
Study kelanjutan dilakukan oleh peneliti untuk menentukan status responden setelah beberapa periode waktu tertentu memproleh perlakuan, misalnya rogram pendidikan. Studi kelanjutan ini di lakukan untuk melakukan evaluasi internal maupun evaluasi eksteral, setelah subjek atau responden menerima program di suatu lembaga pendidikan.Sebagai contoh Badan Akreditasi Nasional menganjurkan adanya informasi tingkat serapan alumni dalam memasuki dunia kerja, setelah mereka selesai program pendidikannya. Dalam penelitian studi kelanjutan biasanya peneliti mengenal istilah antara output dan outcome. Out (keluran) berkaitan dengan informasi hasil akhir setelah suatu program yang diberikan kepada subjek sasaran di selesaikan.Sedangkan yang dimaksud dengan data yang di ambil dari outcome (hasil) biasanya menyangkut pengaruh suatu perlakuan, misalnya program pendidikan kepada subjek yang di teliti setelah mereka kembali ke tempat asal yaitu masyarakat.
4. Studi Sosiometrik (Sociometric study)
Yang dimaksud dengan sosiometrik adalah
analisis hubungan antarpribadi dalam suatu kelompok individu. Melalui analisis
pilihan individu atas dasar idola atau penolakan sesorang terhadap orang lain
dalam suatu kelompok dapat di tentukan.
Prinsif teori studi sosiometrik pada dasarnya adalah penanyakan pada masing-masing anggota kelompok yang diteliti untuk menentukan denga siapa dia paling suka, untuk bekerja sama dalam kegiatan kelompok. Pada kasus ini, dia dapat memilih satu atau tiga dalam kelompoknya. Dari setiap anggota, peneliti akan memperoleh jabatan yang bervariasi. Dengan menggunakan gambar sosiogram, posisi seseorang akan dapat diterangkan kedudukannya dalam kelompok organisasi.
Dalam sosiogram tersebut pada umumnya digunakan beberapa batasan istilah yang dapat menunjukan posisi individu dalam kelompoknya. Beberapa istilah tersebut seperti misalnya:
- “Bintang” diberikan kepada mereka yang paling banyak dipilih oleh para anggotanya,
- “Terisolasi” di berikan kepada mereka yang tidak banyak dipilih oleh para anggota dalam kelompok,
- “Klik” diberikan kepada kelompok kecil anggota yang saling memilih masing orang dalam kelompoknya.
Dibidang pendidikan, sosiometrik telah banyak digunakan untuk menentukan hubungan variabel status seseorang misalnya pemimpin formal, pemimpin dalam lembaga pendidikan atau posisi seseorang dalam kelompoknya dengan variabel dalam kegiatan pendidikan. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarlkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakeristik objek yang di teliti secara tepat.
D. Contoh
Penelitian Deskriptif.
UPAYA GURU MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK
MELALUI STRATEGI PARODI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD TAMAN BALITA X
1.
Tujuan yang
akan di capai (tahap 1)
Dengan mengacu pada permasalahan yang ada di
atas dan agar sasaran yang akan dicapai dalam penelitian ini lebih terarah,
maka penulis perlu menjabarkan tujuan dan kegunaan penelitian yang akan
dicapai.
a.
Mendeskripsikan
pelaksanaan strategi di PAUD Taman Belita X
b.
Mendeskripsikan
kreativitas anak usia dini pada strategi
di PAUD Taman Belita X
2.
Rancangan cara
pendekatannya. (tahap 2)
Kami melakukan
observasi ke PAUD Taman Belita X untuk melakukan penelitian terhadap kelas
Yunior Pre-School usia 4-5 tahun mengenai upaya guru dalam meningkatkan parodi.
Hingga kami menemukan permasalahan yang perlu dibahas dalam penelitian ini:
a.
Bagaimanakah
pelaksanaan strategi di PAUD Taman Belita X?
b.
Bagaimana
Mendeskripsikan kreativitas anak usia 4-5 tahun dalam pembelajaran dengan
strategi di PAUD Taman Belita X?
3.
Kumpulan data
(tahap 3)
Untuk menjawab permasalahan tersebut kami
melakukan observasi ke kelas Yunior Pre-school (yaitu kelas untuk anak 4-5
tahun).Ada tahap-tahap dimana seorang guru memancing kretivitas siswa dalam
strategi parodi.
a.
Guru member
preteach kepada siswa, bagaimana langkah-langkah membuat parody yang tidak
menjenuhkan untuk siswa.
b.
Guru member
contoh pada siswa, yaitu dengan mengganti lirik lagu yang sudah familiar di
telinga siswa.
c.
Siswa di ajak
beryanyi, tepuk sebentar atau mengembalikanotak siswa pada zona alpha (ice
breaking)
d.
Siswa mulai
mengarang lagu dengan diberi alat tulus berupa pensil dan kertas hvs.
e.
Setelah siswa
selesai mengarang lagu, kemudian siswa mendemokan lagunya di hadapan temen-temennya.
4.
Susun Laporan.
(tahap 4)
Kebanyakan dari siswa yang berusia 4-5 tahun
itu, mereka mendemonstrasikan lagunya tanpa teks, itu karena ada yang belum
bias menulis dan ada pulang yang memang lebihb suka langsung bernyayi dari pada
mengarang. Lagu-lagu yang diganti liriknya oleh anak usia dini itu[un
berbeda-beda, mulai lagu anak-anak, dangdut hingga pop. Itulah otak anak-anak
mereka selalu mempunyai ide-ide segar, walaupun usia mereka masih 4 dan 5 tahun
namundaya kreatifitas mereka lebih dari orang dewasa.
BERSAMBUNG,,,,,,,
UNTUK LENGKAPNYA SILAHKAN HUBUNGI KAMI....
smua file word (doc)