Senin, 28 Oktober 2013

EKONOMI POLITIK DAN KELEMBAGAAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Apakah kelemahan dari pendekatan ekonomi murni?
2.      Apakah perbedaan antara ekonomi murni dengan ekonomi politik kelembagaan?
3.      Siapa sajakah tokoh ekonomi politik kelembagaan?
4.      Apakah peran transakai kelembagaan?

C.    Tujuan
1.      Menjelaskan tentang kelemahan pendekatan ekonomi murni
2.      Menjelaskan tentang perbedaan antara ekonomi murni dengan ekonomi politik kelembagaan
3.      Menjelasakan tentang tokoh ekonomi politik kelembagaan
4.      Menjelaskan tentang peran transaksi kelembagaan.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kelemahan Pendekatan Ekonomi Murni
Pendekatan ekonomi murni adalah adanya kelangkaan dan pilihan. Model pendekatan ini tidak mempertimbangkan faktor motivasi yang ada dibelakang aktor yang terkait dalam proses atau peristiwa tertentu. Motivasi diasumsikan cateris paribus, dan semua faktor di luar bidang ilmu ekonomi dianggap telah given. Dengan penjelasan yang terlalu menyederhanakan persoalan, Sehingga konsep-konsep ilmu ekonomi politik yang dikembangkan oleh kaum Klasik dan Neo Klasik mengabaikan faktor-faktor lain yang sebenarnya ikut menentukan bagaimana kegiatan ekonomi itu dilakukan.
Dari kelemahan model pendekatan yang dikembangkan oleh Klasik dan Neoklasik tersebut mendorong pakar-pakar sosial politik untuk mengembangkan paradigma lain yang disebut pendekatan ekonomi politik kelembagaan. Ekonomi politik kelembagaan dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk pemecahan masalah politik dan masalah ekonomi.
Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian besar persoalan ekonomi maupun persoalan politik justru berada di luar domain ekonomi dan politik itu sendiri, yaitu dalam kelembagaan yang mengatur proses kerja suatu perekonomian maupun proses-proses politik.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar