BAB
I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
SMA Negeri X sebagai salah satu sekolah dengan keunggulan
layanan pendidikan terbaik di kabupaten Y. Hal ini bisa dilihat dari trend
pendaftar ketika Penerimaan Siswa Baru (PSB) dari tahun ketahun.Sudah berperan
aktif dalam mempersiapkan sumberdaya manusia yang mempunyai keunggulan global
dengan cara merintis pengembangan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
(R-SMA-BI).
Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMA Negeri X diselenggarakan dengan landasan :
Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMA Negeri X diselenggarakan dengan landasan :
1.
Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pasal 5 ayat 4 : "Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus".
2.
Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pasal 50 ayat 3 : "Pemerintah dan atau pemerintah daerah menyelenggarakan
sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk
dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional".
3.
Surat
Keputusan Direktorat Pembinaan SMA Dirjen Mandikdasmen Depdiknas nomor :
697/C4/MN/2007 tentang Penetapan Penyelenggara Program Rintisan SMA Bertaraf
Internasional (SMABI).
4.
Surat
Diretorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah nomor 622/C4/MN/2007
tangal 29 Juni 2007 perihal keikutsertaan SMAN X pada worshop penyelenggaraan Sekolah
Bertaraf Internasional.
5.
Pernyataan
dukungan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat cq Kasubdis Dikmenti melalui surat
nomor 008/82-Dikmenti/2007.
6.
Pernyataan
dukungan penyelenggaraan program rintisan SBI dari komite SMA Negeri X nomor :
004/Komite-SMA.BE/2007.
Penunjukan dari pemerintah baik
pusat maupun daerah dan dukungan komite sekolah adalah suatu penghargaan yang
cukup prestise yang besar bagi sekolah. Sebab tidak semua sekolah mendapatkan
kesempatan tersebut, bahkan hanya satu-satunya sekolah di kabupaten Y yang
memiliki kesempatan dari 25 SMA Negeri dan 74 SMA Swasta yang ditunjuk menjadi
sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (R-SMA-BI). Penunjukan itu
bukan tanpa alasan bagi pemerintah sebab nama besar SMA Negeri X dengan
prestasinya, baik akademik maupun non akademik di tingkat kabupaten maupun
propinsi sudah sering diraihnya. Misalnya dalam prestasi keikutsertaan pada
olimpiade MIPA, bahasa Inggris, seni, olahraga, dan kegiatan ekstrakurikuler
lainnya. Berdasarkan hasil studi awal melalui observasi penunjukan itu menjadi
tantangan yang sangat berat bagi sekolah, sebab penunjukan itu tidak didasarkan
pada studi kelayakan yang ketat dan akurat yang merujuk pada standar yang harus
dipenuhi oleh R-SMA-BI. Sebagaimana syarat yang harus dipenuhi dalam
penyelenggaraan R-SMA-BI, sebagaimana dalam panduan penyelenggaraan R SMA BI
yaitu : bebarapa syarat sudah terpenuhi namun ada yang belum terpenuhi. Adapun
syarat yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Sekolah menengah atas negeri atau swasta yang telah memenuhi standar Nasional dan terakrediatasi A.
2. Kepala sekolah memenuhi standar nasional pendidikan berkompeten dalam pengelolaaan manajemen mutu pendidikan serta mampu mengoperasikan komputer dan dapat berkompetensi dalam bahasa inggris
3. Memiliki tenaga pengajar, fisika, kimia, biologi, matematika dan mata pelajaran lainnyayang berkompeten dalam menggunakan ICT dan pengantar bahasa Inggris.
4. Tersedia sarana prasarana yang memenuhi standar untuk menunjang proses pembelajaran bertaraf internasional. Antara lain :
a. Memiliki tiga laboratorium IPA (Fisika,
Kimia, Biologi)
b. Memiliki perpustakaan yang
memadai
c. Memiliki laboratorium komputer
d. Tersedia akses internet
e. Memiliki Web sekolah
f. Memiliki kultur sekolah yang
kondusif (bersih, bebas asap rokok, bebas kekerasan, indah dan rindang)
5. Memiliki dana yang cukup untuk
membiayai pengembangan program rintisan SMA bertaraf internasional.
6. Penyelenggaraan sekolah dalam
satu shift (tidak double shift)
7. Jumlah rombongan belajar pada
satu satuan pendidikan minimal 9 (sembilan) atau setara dengan 288 siswa.
8. Memiliki lahan minimal 10.000m2.
9. Memiliki jalan akses masuk yang
mudah dilalui oleh kendaraan roda empat
Merujuk buku panduan tantangan yang dihadapi oleh SMA Negri X ini antara lain adalah :
Merujuk buku panduan tantangan yang dihadapi oleh SMA Negri X ini antara lain adalah :
Pertama, Masih lemahnya kemampuan
guru menyusun kurikulum sekolah menyebabkan terbatasnya ketersediaan
dokumentasi kurikulum panduan pelaksanaan kegiatan pembelajaran (kurikulum
sekolah) secara lengkap untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negarayang
demokratis serta bertanggung jawab.
Kedua, kurangnya alat penunjang
sarana prasarana pendidikan seperti buku pegangan guru, buku pegangan siswa dan
buku referensi lainnya termasuk kelengkapan laboratorium, baik laboratorium
IPA, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, laboratorium IPS, pusat
pengembangan akhlak mulia, kebun botani dan multimedia berdampak pada
peningkatan mutu pembelajaran yang sangat berat untuk mencapai sekolah yang
unggul dan mandiri. Pesatnya perkembangan media masa elektronik dan media cetak
selain mengandung dampak positip dalam meningkatkan pengetahuan juga berdampak
negatip yang dapat mempengaruhi moralitas yang tidak sesuai dengan moral
bangsa, sehingga perlu dijaga moralitasnya dengan baik .
Ketiga, Kondisi guru dalam
penguasaan teknologi informasi berdasarkan angket yang dialakukan oleh sekolah
adalah 75% guru SMAN X masih kurang mengenal dengan baik terhadap teknologi
informatika, 20% mengenal teknologi informatika dengan baik dan 5% menguasai
informatika dengan baik.
Keempat, rendahnya penghasilan
orangtua dalam mendukung pelaksanaan program kurikulum dalam menjadikan SMA
Negeri X sebagai sekolah yang unggul dalam prestasi dan berbudaya untuk
menghasilkan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
berlandaskan nilai-nilai religius, kultural dan berwawasan lingkungan sangatlah
berat membutuhkan kemampuan guru untuk mendorong peserta didik menjadi mandiri
dan bangga terhadap bangsanya,
Kelima, beratnya beban kurikulum yang harus ditempuh oleh siswa karena banyaknya mata pelajaran yang harus diterima siswa. Oleh sebab itu dibutuhkan kecerdasan dalam mensiasati kesulitan siswa, sehingga siswa tidak merasa terlalu berat dalam menyelesaikan pembelajaran.
Dari uraian di atas nampak jelas ada ketidak sesuaian antara konsep penyelenggaraan R SMA BI dengan kenyataan di lapangan. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengangkat masalah ini menjadi bahan atau obyek penelitian. Sebab esensi dari kebijakan penyelenggaraan R SMA BI adalah untuk peningkatan mutu pendidikan supaya bisa bersaing di tingkat internasional. Akan tetapi dalam proses peningkatan mutu pendidikan itu harus berdasarkan pada konsep atau terori yang jelas dan bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah atau akademis. Seperti yang dikemukakan oleh Husaini Usman ada tiga faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang atau tidak berhasil.
Pertama strategi pembangunan
pendidikan selama ini lebih bersifat input oriented.
Kedua pengelolaan pendidikan selama
ini lebih bersifat macro oriented, diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat
pusat. Akibatnya banyak faktor yang diproyeksikan di tingkat makro (pusat) tidak
terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat mikro (sekolah).
Dengan kata lain bahwa kompleksitas cakupan permasalahan pendidikan seringkali
tidak dapat dipikirkan secara utuh dan akurat oleh birokrasi pusat;
Ketiga peran serta masyarakat
khususnya orang tua peserta didik dalam penyelenggaraan pendidikan sangat
minim.
Hal ini akan berpengaruh pada rendahnya mutu lulusan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah merupakan permasalahan pendidikan yang harus segera dicarikan solusi.
Merujuk Tilaar bahwa pengelolaan Pendidikan Nasional mengemukakan bahwa "manajemen sistem pendidikan nasional merupakan suatu proses sosial yang direkayasa untuk mencapai tujuan pendidikan nasional secara efektif dan efisien dengan mengikutsertakan, kerjasama dan partisipasi seluruh masyarakat, dan dari sinilah konsep MBS lahir. MBS merupakan suatu model kebijakan yang ditempuh oleh pendididkan Indoneia pada maing-masing satuan pendidikan sehingga tercermin MBS sebagai model manajemen pendidikan yang otonomi, lebih besar kepada sekolah memberikan fleksibiitas (keluwesan) kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara langsung setakeholders untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional dan peraturan perundang-undangan yang berlaku."
Menyimak gambaran proses penyelenggaraan R SMA BI di SMA Negeri X maka penulis tertraik untuk diangkat menjadi kajian dalam bentuk penelitian, Oleh sebab tesis ini diberi judul EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (SBI) (Studi Kasus di SMA Negeri X Kabupaten Y)
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka Peneliti
memfokuskan penelitian ini
pada evaluasi kesiapan sekolah untuk menjadi Sekolah yang Bertaraf Internasional (R-SMA-BI). Fokus tersebut dijabarkan dalam beberapa sub fokus sebagai berikut :
pada evaluasi kesiapan sekolah untuk menjadi Sekolah yang Bertaraf Internasional (R-SMA-BI). Fokus tersebut dijabarkan dalam beberapa sub fokus sebagai berikut :
1. Perubahan apa yang penting
dilakukan SMA Negeri X dalam upaya menuju RSMABI.?
2. Bagaimankah tingkat ketercapaian program R-SMA-BI di SMA Negeri X?
2. Bagaimankah tingkat ketercapaian program R-SMA-BI di SMA Negeri X?
3. Faktor apa yang menjadi hambatan
program R-SMA-BI di SMA Negeri X?
4. Bagaimankah Strategi SMA Negeri X dalam mempercepat pencapaian SBI?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan fokus Penelitian di
atas, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan perubahan yang
dilakukan oleh SMA Negri X untuk menuju sekolah yang bertaraf internasional
2. Mendeskripsikan tingkat ketercapaian RSMABI di SMA Negeri X
3. Mendeskripsikan berbagai hambatan Implementasi standar SBI di SMA Negeri X
4. Mendeskripsikan strategi SMA Negeri X dalam mempercepat pencapaian SBI
D. Manfaat Penelitian
Sebagai suatu kegiatan, maka sudah
barang tentu penulisan ini mempuyai kegunan. Adapun kegunaannya sebagai berikut
:
a. Kegunaan Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan sebagai salah satu tambahan hazanah ilmu pengetahuan khususnya
yang menyangkut tentang penyelenggaraan manajemen rintisan sekolah bertaraf
internasional
2. Diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian mengenai pentingnya manajemen penyelenggaraan rintisan sekolah bertaraf internasiona (RSBI) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
2. Diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian mengenai pentingnya manajemen penyelenggaraan rintisan sekolah bertaraf internasiona (RSBI) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
b. Kegunaan Praktis
1. Penelitian ini akan dapat
memberikan konstribusi bagi lembaga yang bersangkutan dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan agar tujuan yang diharapkan dapat dicapai secara maksimal.
2. Menjadi sumber informasi bagi
peneliti lain dari sernua pihak yang berkepentingan.
3. Diharapkan hasil penelitian ini
dapat dijadikan sebagai acuan bagi pengelola pendidikan dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan.
c. Kegunaan bagi Peneliti.
1. Menmabah ilmu dan pengalaman
penulis dalam mengembangkan R-SMA-BI
2. Menumbuhkan motivasi dalam keikutsertaan peneliti dalam mengembangkan R-SMA-BI di SMA Negeri X.
2. Menumbuhkan motivasi dalam keikutsertaan peneliti dalam mengembangkan R-SMA-BI di SMA Negeri X.
3. Untuk menyelesaikan studi MPI.
E. Sitimatika Pembahasan
Dalam penulisan tesis ini penulis
menyusun sistematika pembahsan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, yang berisi tentang, konteks penelitian, fokus masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, originalitas penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan.
Bab II. Kajian Pustaka, yang berisi kajian teori yang berkaitan dengan, Konsep tenatang penyelenggaraan R SMA BI. Evaluasi Rintisan Sekolah Bertarap Internasional (R-SMA-BI),teori tentang evaluasi dan teori dan kebijakan Standar Nasional Pendidikan.
Bab III. Metode penelitian yang berisi tantang, pendekatan dan jenis penelitian, Data dan sumber data, metode, Strategi pengurupulan data, analisis data dan pengecekan keabsahan temuan.
Bab. IV. Papaparan data dan hasil temuan, yang meliputi, Perubahan yang telah dilakukan sekolah dalam upaya menuju R-SMA-BI, Tingkat Ketercapaian R-SMA-BI di SMA Negeri X, Hambatan yang dihadapai dalam penyelenggaraan R-SMA-BI dan perumusan strategis dalam mempercepat ketercapaian Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).
Bab V. Pembahsan hasil Penelitian, yang meliputi, Pembahasan perubahan
yang telah dilakukan sekolah dalam
upaya menuju R-SMA-BI, Analisis tingkat Ketercapaian R-SMA-BI di SMA Negeri X,
Pembahasan hambatan yang dihadapai dalam penyelenggaraan R-SMA-BI dan Perumusan
strategis dalam mempercepat ketercapaian Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).
Bab VI. Kesimpulan dan Saran-Saran.yang meliputi perubahan yang penting dilakukan, tingkat ketercapaian standar R-SMA-BI, Faktor yang menjadi penghambat dan strategi sekolah dalam mempercepat pencapaian SBI. Adapun saran-saran ditujukan kepada manajemen sekolah, komite sekolah dan pemerintah kabupaten Y.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar