A. PENDAHULUAN
Begitu banyak pertanyaan yang
terlintas dalam benak kita ketika berbicara tentang kepemimpinan. Pertanyaan
yang mendasar adalah apakah pemimpin itu lahir begitu saja (pemimpin suatu
kelompok)? Kalau singa, sudah dilahirkan menjadi raja hutan, tetapi manusia ada
yang memiliki bakat menjadi pemimpin, belum tentu dapat memimpin dengan baik
kalau tidak disertai dengan ilmu. Untuk menjawab pertanyaan ini ada satu
selogan yang dapat kita jadikan dasar pemikiran agar mempelajari teori
kepemimpinan yaitu Semua manusia dilahirkan kedunia ini untuk memimpin, paling
tidak pemimpin dirinya sendiri. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana seorang
pemimpin dapat membangun dan berpengaruh dalam lingkungan yang dipimpinnya ?
Pertanyaan – pertanyaan ini hanya dapat dijawab dengan menggunakan teori
kepemimpinan.
B. LATAR BELAKANG
Fungsi pemimpin dalam suatu
organisasi, tidak dapat dibantah merupakan suatu fungsi yang sangat penting
bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Oleh karena itu,
memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh
mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara
efektif serta menunjang kepada produktivitas organisasi secara keseluruhan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nanti mempunyai
refrensi dalam menjalankan sebuah organisassi. Untuk mengkaji lebih dalam
tentang konsep kepemimpinan maka dalam makalah ini kami akan dibahas tentang
teori dan gaya kepemimpinan.
C. RUMUSAN MASALAH
Dengan melihat latar belakang diatas
maka kami sebagai penulis merumuskan beberapa topic permasalahan yang akan
dikaji lebih dalam pembahasan makalah dibawah ini. Topik permasalahan itu
antara lain:
1. Pengertian Pemimpin dan
Kepemimpinan
2. Teori-teori tentang kepemimpinan
3. Model Kepemimpinan
4. Tipe Seorang Pemimpin
D. PEMBAHASAN
Pengertian Kepemimpinan
Secara etimologi pemimpin berasal
dari kata pimpin yang berari “The art of influencing and directing
meaninsuch away to obatain their willing obedience, confidence, respect, and
loyal cooperation in order to accomplish the mission” ( kepemimipana adalah
seni untuk mempengaruhi dan menggerakan orang-orang sedemikian rupa untuk
memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek dan kerjasama secara loyal untuk
menyelesaikan suatu tugas- Field Manual 22-100). Menurut Sarros dan Butchatsky
(1996), “leadership is defined as the purposeful behaviour of influencing
others to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as
well as the organization or common good”. Menurut definisi tersebut,
kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu
untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan
bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.
Sedangkan menurut Anderson (1988), “leadership means using power to
influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve high
performance”. Menurut Sayidiman Suryohadiprojo, di lingkungan Belanda.
Pengertian kepemimpinan (kurang lebih sama dengan leiderschap) adalah
satu kemampuan manusia yang diperoleh dari lahir, bukan karena mendapat
pendidikan tertentu.
Pada dasarnya, fungsi kepemimpinan memiliki dua aspek dasar
yaitu :
1. Fungsi administrasi, yaitu mengadakan
formulasi kebijasanaan administrasi dan menyediakan fasilitasnya
2. Fungsi sebagai top manajemen, yaitu
mengadakan planning, organizing, staffing, directing commanding, controlling,
dan sebagainya.
Albert Enstein mengatakan Religion “without
science is blind, science without religion is lame” yamg artinya Agama
tanpa ilmu pengetahuan adalah buta, ilmu pengetahuan tanpa agama adalah membuat
pincang .
Teori Kepemimpinan
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait
Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan
beerangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat
berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa
pemimpin itu dilahirkan , bukannya diciptakan yang kemudian teori ini dikenal
dengan “the greatma theory”
Dalam perkemabangannya, teori ini
mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan
bahwaa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan, akan tetapi juga
dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain
; sifat fisik, mental dan kepribadian
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan
Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku
seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan kea rah dua
hal :
Pertama yang disebut Konsiderasi yaitu
kecenderungan pemimpin yangØ menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.
Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti: membela bawahan, memberi masukan
kepada bawahan dan bersedia bekonsultasi dengan bawahan.
Kedua disebut struksur inisiasi yaitu
kecenderungan seorang pemimpinØ yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh
yang dapat dilihat, bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan,
bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil apa yang akan dicapai.
Jadi berdasarkan teori ini, seorang
pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian
yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi juga.
Kemudian juga timbul teori
kepemimpinan situasi dimana seorang pemimpin harus merupakan seorang
pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan
dan tingkat kedewasaan bawahan.
3. Teori kontingensi
Mulai berkembang th 1962, teori ini
menyatakan bahwa tidak ada satu sistem manajemen yang optimum, sistem
tergantung pada tingkat perubahan lingkungannya. Sistem ini disebut sistem
organik (sebagai lawan sistem mekanistik), pada sistem ini mempunyai beberapa
ciri:
¯ Substansinya adalah manusia bukan
tugas.
¯ Kurang menekankan hirarki
¯ Struktur saling berhubungan,
fleksibel, dalam bentuk kelompok
¯ Kebersamaan dalam nilai,
kepercayaan dan norma
¯ Pengendalian diri sendiri,
penyesuaian bersama
4. Teori Behavioristik
Behaviorisme merupakan salah aliran
psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan
mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui
adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.
Pendekatan ini menekankan bahwa manajemen yang efektif bila ada pemahaman
tentang pekerja – lebih berorientasi pada manusia sebagai pelaku.
Beberapa tokohnya, antara lain:
a. Maslow
Individu mempunyai 5 kebutuhan dasar
yaitu physical needs, security needs, social needs, esteem needs, self
actualization needs. Kebutuhan tersebut akan menimbulkan suatu keinginan untuk
memenuhinya. Organisasi perlu mengenali kebutuhan tersebut dan berusaha
memenuhinya agar timbul kepuasan.
b. Douglas Mc Gregor (1906-1964)
Teori X dan teori Y
Teori X melihat karyawan dari segi
pessimistik, manajer hanya mengubah kondisi kerja dan mengektifkan penggunaan
rewards & punishment untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Teori Y
melihat karyawan dari segi optimistik, manajer perlu melakukan pendekatan
humanistik kepada karyawan, menantang karyawan untuk berprestasi, mendorong
pertumbuhan pribadi, mendorong kinerja.
5. Teori Humanistik
Teori ini lebih menekankan pada
prinsip kemanusiaan. Teori humanistic biasanya dicirikan dengan adanya suasana
saling menghargai dan adanya kebebasan.
Teori
Humanistik dengan para pelopor Argryris, Blake dan Mouton, Rensis
Likert, dan Douglas McGregor. Teori ini secara umum berpendapat, secara
alamiah manusia merupakan “motivated organism”. Organisasi memiliki
struktur dan sistem kontrol tertentu. Fungsi dari kepemimpinan adalah
memodifikasi organisasi agar individu bebas untuk merealisasikan potensi
motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya dan pada waktu yang sama sejalan
dengan arah tujuan kelompok. Apabila dicermati, didalam Teori Humanistik,
terdapat tiga variabel pokok, yaitu; (1), kepemimpinan yang sesuai dan
memperhatikan hati nurani anggota dengan segenap harapan, kebutuhan, dan
kemampuan-nya, (2), organisasi yang disusun dengan baik agar tetap relevan
dengan kepentingan anggota disamping kepentingan organisasi secara keseluruhan,
dan (3), interaksi yang akrab dan harmonis antara pimpinan dengan anggota untuk
menggalang persatuan dan kesatuan serta hidup damai bersama-sama. Blanchard,
Zigarmi, dan Drea bahkan menyatakan, kepemimpinan bukanlah sesuatu
yang Anda lakukan terhadap orang lain, melainkan sesuatu yang Anda lakukan
bersama dengan orang lain (Blanchard & Zigarmi, 2001).
Model Kepemimpinan
Telah banyak pemikiran ahli-ahli
manajemen mengenai model-model kepemimpinan yang ada dalam literatur. Namun
yang paling umum kita jumpai dalam keseharian kita diantaranya adalah:
a. Model Watak Kepemimpinan (Traits
Model of Leadership)
Pada umumnya studi-studi
kepemimpinan pada tahap awal mencoba meneliti tentang watak individu yang
melekat pada diri para pemimpin, seperti misalnya: kecerdasan, kejujuran,
kematangan, ketegasan, kecakapan berbicara, kesupelan dalam bergaul, status
sosial ekonomi mereka dan lain-lain (Bass 1960, Stogdill 1974). Stogdill (1974)
menyatakan bahwa terdapat enam kategori faktor pribadi yang membedakan antara
pemimpin dan pengikut, yaitu kapasitas, prestasi, tanggung jawab, partisipasi,
status dan situasi. Namun demikian banyak studi yang menunjukkan bahwa
faktor-faktor yang membedakan antara pemimpin dan pengikut dalam satu studi tidak
konsisten dan tidak didukung dengan hasil-hasil studi yang lain. Disamping itu,
watak pribadi bukanlah faktor yang dominant dalam menentukan keberhasilan
kinerja manajerial para pemimpin. Hingga tahun 1950-an, lebih dari 100 studi
yang telah dilakukan untuk mengidentifikasi watak atau sifat personal yang
dibutuhkan oleh pemimpin yang baik, dan dari studi-studi tersebut dinyatakan
bahwa hubungan antara karakteristik watak dengan efektifitas kepemimpinan,
walaupun positif, tetapi tingkat signifikasinya sangat rendah (Stogdill 1970).
Bukti-bukti yang ada menyarankan bahwa “leadership is a relation that exists
between persons in a social situation, and that persons who are leaders in one
situation may not necessarily be leaders in other situation” (Stogdill 1970).
Apabila kepemimpinan didasarkan pada faktor situasi, maka pengaruh watak yang
dimiliki oleh para pemimpin mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Kegagalan
studi-studi tentang kepimpinan pada periode awal ini, yang tidak berhasil
meyakinkan adanya hubungan yang jelas antara watak pribadi pemimpin dan
kepemimpinan, membuat para peneliti untuk mencari faktor-faktor lain (selain
faktor watak), seperti misalnya faktor situasi, yang diharapkan dapat secara
jelas menerangkan perbedaan karakteristik antara pemimpin dan pengikut.
b. Model Kepemimpinan Situasional
(Model of Situasional Leadership)
Model kepemimpinan situasional
merupakan pengembangan model watak kepemimpinan dengan fokus utama faktor
situasi sebagai variabel penentu kemampuan kepemimpinan. Studistudi tentang
kepemimpinan situasional mencoba mengidentifikasi karakteristik situasi atau
keadaan sebagai faktor penentu utama yang membuat seorang pemimpin berhasil
melaksanakan tugas-tugas organisasi secara efektif dan efisien. Dan juga model
ini membahas aspek kepemimpinan lebih berdasarkan fungsinya, bukan lagi hanya
berdasarkan watak kepribadian pemimpin. Hencley (1973) menyatakan bahwa faktor
situasi lebih menentukan keberhasilan seorang pemimpin dibandingkan dengan
watak pribadinya. Menurut pendekatan kepemimpinan situasional ini, seseorang
bisa dianggap sebagai pemimpin atau pengikut tergantung pada situasi atau
keadaan yang dihadapi. Banyak studi yang mencoba untuk mengidentifikasi
karakteristik situasi khusus yang bagaimana yang mempengaruhi kinerja para
pemimpin. Hoy dan Miskel (1987), misalnya, menyatakan bahwa terdapat empat
faktor yang mempengaruhi kinerja pemimpin, yaitu sifat struktural organisasi
(structural properties of the organisation), iklim atau lingkungan organisasi
(organisational climate), karakteristik tugas atau peran (role characteristics)
dan karakteristik bawahan (subordinate characteristics). Kajian model
kepemimpinan situasional lebih menjelaskan fenomena kepemimpinan dibandingkan
dengan model terdahulu. Namun demikian model ini masih dianggap belum memadai
karena model ini tidak dapat memprediksikan kecakapan kepemimpinan (leadership
skills) yang mana yang lebih efektif dalam situasi tertentu.
c. Model Pemimpin yang Efektif (Model
of Effective Leaders)
Model kajian kepemimpinan ini memberikan
informasi tentang tipe-tipe tingkah laku (types of behaviours) para pemimpin
yang efektif. Tingkah laku para pemimpin dapat dikatagorikan menjadi dua
dimensi, yaitu struktur kelembagaan (initiating structure) dan konsiderasi
(consideration). BERSAMBUNG .............!!!!!!
UNTUK LENGKAPNYA SILAHKAN HUBUNGI KAMI....
smua file word (doc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar